Kamis, 10 November 2011

Benteng Pendhem di Buka Untuk Umum

Bagi warga kota Ngawi, siapa sih yang belum tahu Benteng Van Den Bosch ato sering disebut dengan Benteng Pendhem? Benteng yang merupakan peninggalan Belanda pada Perang Diponegoro ini memang cukup terkenal dikalangan warga Ngawi apalagi bagi para blogger ngawi karena nama bangunan ini dijadikan nama komunitas blogger Ngawi yaitu Benteng Pendhem Club (BPC). Memang bangunan bersejarah ini seharusnya bisa menjadi wahana wisata dan belajar bagi yang mengunjungi tetapi tidak demikian kenyataan. Hampir puluhan tahun, Benteng Pendhem ini dikuasai oleh pihak militer Batalyon Yon Armed 12 sebagai markas dan tempat latihan militer bagi bapak-bapak berseragam hijau itu. Oleh karena itulah, benteng Pendhem tidak bisa di kunjungi untuk umum apalagi orang-orang yang mau mengabadikan kemegahan Benteng tersebut, harus ada izin tertentu untuk bisa mengambil photo.
Waktu saya berkunjung dengan teman saya Agoes Mbondinxz ke Benteng Pendhem untuk sekedar refreshing dan photo-photo (meski harus nyuri-nyuri kesempatan agar tidak ketahuan pak tentara) pernah membicarakan kalo seandainya Benteng ini di buka untuk umum, terus di kasih out bound area pasti akan sangat menarik masyarakat untuk berkunjung ke Benteng Pendhem. Tapi itu cuma sekedar angan-angan saja untuk membuat Ngawi lebih baik.
Namun sekarang impian itu sedikit-sedikit mulai bisa terwujud. Kabar gembira datang bagi saya dan para warga kota Ngawi. Benteng Pendhem ato Benteng Van Den Bosch, sekarang bisa dinikmati oleh siapa pun alias dibuka untuk umum. Bahkan sekarang kalau tiap hari Sabtu, anak-anak SD di kota Ngawi di ajak berkeliling di area Benteng Pendhem maupun tempat pariwisata-pariwisata lain di kota Ngawi.

Ngawi (beritajatim.com) - Kabar Dibukanya Benteng Van Den Bosch atau lebih dikenal dengan Benteng Pendem sontak membuat warga Ngawi bertanya benarkan dibuka untuk umum.
Selama 20 tahun benteng bersejarah dan prestisius itu dengan arsitekur kastil khas eropa ditutup untuk umum dengan alasan yang tidak jelas.
Mendengar dibukanya untuk umum Beritajatim berkesempatan masuk ke Benteng yang dibangun Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch sekitar dua abad lalu.
Sejumlah sejarawan mengakui Pembangunan Benteng ini tentu untuk menangkal serangan dari Pasukan Diponegoro dalam perang Jawa tahun 1825-1830.
Minggu pagi yang sejuk sejumlah petugas Batalyon Armed 12 memeriksa sejumlah pengunjung, hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini berbeda dengan pengunjung yang masuk wilayah Benteng yang masih dikuasai Batalyon Armed 12 di Kelurahan Pelem ini memeriksa secara ketat.
Mereka akan diinterograsi dengan panjang dan akan ditolak kalau tidak mempunya tujuan yang jelas. Apalagi yang membawa kamera sejumlah penjaga yang berbau doreng tersebut akan menolak dengan tegas. “Saya empat bulan lalu masuk dan memotret, petugas kemudian menghapus foto,” kata Yanto warga yang pernah tinggal di sekitar lokasi Benteng.
Sejak tahun 1962,Benteng Van Den Bosch dijadikan markas Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kecamatan Rampal,Kabupaten Malang.  Kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng. Meski awalnya yang menempati hanya 365 prajurit dengan komandan batalyon pertama Kapten Art Sumanto.
“Dulu saat masih kecil kami sering main di Benteng Pendem, dan tentara juga tidak pernah mengusir warga yang masuk,” imbuh Antok.
Seperti dilansir di koran radarmadiun Pemkab Ngawi juga memberikan lahan di jalan Siliwangi Karena kondisi bangunan tidak mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan dan tahun 1080-an Batalyon Armed 12 menempati lokasi anyar di Jalan Siliwangi.
Namun,sebagian areal benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan.Itulah yang mendasari kenapa selama puluhan tahun Benteng Pendhem tertutup bagi umum.
”Baru tahun ini,gudang persenjataan baru bisa dipindahkan ke kesatuan di Jalan Siliwangi.Sampai sekarang masih kami lakukan perawatan secara rutin. Begitu juga bangunan lain yang masih ada kaitannya dengan Benteng Pendhem,”terang Mayor Arm Sugeng Riyadi Komandan Yon Armed 12 Ngawi.
Beritajatim sendiri masuk ke areal Benteng Pendem tersebut, ketika masuk panggung kesenian rakyat yang dulu dibangun Pemkab Ngawi terlihat sudah hancur dan tidak terawat. Gedungnya seperti terkubur oleh tanah gerak.Lapangan Sepakbola yang dulu digunakan untuk klub kesebelasan Benteng Putra juga sudah rusak dan dijadikan sawah.
Sebelum masuk ke Benteng Pendem ada tulisan papan putih mencolok ‘Kawasan Terbatas dilarang Memotret’. Sebelumnya warga yang hendak masuk ke Benteng bisa lewat sungai pertemuan Bengawan Solo dan Madiun melalui Desa Ngawi Purba kemudia memotret bangunan di bagian luar

Bagi warga Ngawi yang penasaran, silahkan datang saja di Kelurahan Pelem dekat makam pahlawan. dan berikut foto-foto Benteng Pendhem yang saya dapat dari sobat blogger ngawi.
tampak dari belakang Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi foto tgl 01 Oktober 2011
suasana didalam Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi
Makam di dalam kantor utama dalam Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi KH. Muhammad Nursalim adalah tokoh pejuang yang ditangkap belanda dan di bawa ke Benteng, karena kesaktiannya beliau tidak mempan ditembak akhirnya oleh tentara belanda dikubur hidup-hidup didalam benteng.
Makam KH.Moh. Nursalim di dalam Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi
pernah di bom jepang , Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi hingga atapnya ambrol

Dinding Tua yang Megah
Dinding tua
Lantai dua
lorong Benteng van den bosch, ngawi

Semoga dengan dibukanya Benteng Pendhem sebagai tempat wisata bisa menjadikan Kota Ngawi makin terkenal dan saya berharap hendaknya fasilitas pendukung di area Benteng Pendhem segera dibangun agar menjadi daya terik tersendiri untuk pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar